Jumat, 23 Mei 2008

IKAN BARONANG ( Siganus spp. )

SISTEMATIKA
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Siganidae
Genus : Siganus
Species : Siganus spp
CIRI UTAMA
Jumlah duri sirip punggung ± 13.
Jumlah jari-jari lunak sirip punggung ± 10.
Jumlah duri sirip dubur ± 7.
Jumlah jari-jari lunak sirip dubur ± 9.
Badan berwarna keperakan di bagian punggung, putih pada bagian perut dan dada.
HABITAT
Ikan ini hidup di perairan payau dan laut di daerah tropis. Salinitas terbaik untuk inkubasi telur adalah 10-51 ppt dan untuk perkembangan larva yang masih mengandung kuning telur adalah 14-37 ppt.
INFORMASI UMUM
Di perairan Indonesia terdapat tidak kurang dari 7 spesies ikan baronang. Mereka adalah Siganus javus, S. argentimaculatus, S. vermiculatus, S. guttatus, S. spinus, S. rivulatus, dan S. canaliculatus. Diantara ketujuh jenis baronang tersebut yang potensial untuk di budidayakan adalah S. guttatus dan S. canaliculatus karena cepat tumbuh dan toleran terhadap kondisi berjejal dan stres. Selain itu, pada musim tertentu benih S. canaliculatus banyak terdapat di perairan alami. Di daerah-daerah tertentu ikan baronang sangat populer dan mempunyai nilai jual yang relatif tinggi seperti misalnya di Sulawesi Selatan. Di Singapura dan Malaysia etnis Cina setempat menghargai baronang bertelur dengan harga beberapa kali lipat barang tanpa telur, khususnya pada masa tahun baru imlek.
PAKAN DAN KEBIASAAN MAKAN
Jenis ikan ini cenderung disebut pemakan tumbuhan ( herbivora ). Di alam, ikan dingkis ( S. canaliculatus ) memakan tumbuhan air seperti Enhalus acoroides, Enteromorpha sp., Caulerpa sp. dan Hypnea sp. Di dalam tangki, ikan tersebut tidak mau memakan Enhalus, Thallasia sp. dan Halophyla ovalis, namun tanggap terhadap berbagai macam hijauan yang di berikan seperti daun singkong, hydrilla, rumput laut gracillaria, Entromorpha compressa dan E. intestinalis. Ikan ini mau pula menerima pelet dan bahkan sisa dapur.
Ikan baronang yang dipelihara di tambak memakan ganggang Chaetomorpha sp. dan klekap. Pada stadia larva, sebagaimana halnya dengan jenis-jenis ikan lainnya, ikan baronang menggunakan phyto dan zooplankton sebagai makanannya. Dalam percobaan pembenihan digunakan trocophore tiram ( oyster ) sebagai makanan larva yang telah terbuka mulut dan anusnya, dan kemudian dilanjutkan dengan rotifera dan pada stadia larva yang lebih lanjut dapat digunakan artemia.
LAJU PERTUMBUHAN
Laju pertumbuhan larva baronang yang diberi pakan buatan dengan kadar protein 40% selama 21 hari sebesar 7,80-8,35 % per hari. Percobaan di tambak menghasilkan pertumbuhan baronang dari berat awal 44,60 gram menjadi 165,55 gram dalam kurun waktu pemeliharaan 84 hari. Selama pemeliharaan ikan diberi makan pelet. Laju pertumbuhan S. guttatus dapat diperbaiki dengan menyuntikan thyroxine atau triiodothyroxine kedalam induk betina yang akan di pijahkan.
REPRODUKSI
Induk jantan S. javus mulai matang kelamin pada ukuran panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan jantan dan betina S. canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan pemujahan secara alami induk ikan baronang dapat terjadi di lingkungan bak dengan lingkungan air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 oC. Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun. Namun demikian, pemijahan ikan ini dapat dirangsang dengan penyuntikan hormon hCG, apabila ukuran telur induk betina masih lebih kecil dari 0,45 mm. Induk yang memiliki telur lebih besar akan memijah sejara alami. Fekunditas kelompok ikan ini sekitar 420.000 butir telur dengan daya pembuahan 96 % dan daya tetas telur 56 %. Penyuntikan mingguan tampaknya mampu meningkatkan produksi sperma jantan ikan baronang. Namun, pengaruhnya hanya terbatas pada penyuntikan selama 3 minggu berturut-turut.
HAMA DAN PENYAKIT
Serangan penyakit kehilangan keseimbangan ( “whirling diseases” ) pada larva ikan S. lineatus setelah diberi pakan artemia. Ikan baronang ( S. guttatus ) yang terserang oleh parasit sejenis dinoflagelata, yaitu Amyloodinium ocellatum. Ikan baronang yang terinfeksi berat oleh infeksi ini menunjukkan gejala-gejala berenang mgap-megap dipermukaan, emasiasi, muncul warna merah sekeliling mulut dan menunjukkan gejala anemia. Organ yang diserang adalah insang. Infeksi berat parasit ini dapat berakibat kematian.
Sumber : Aquakultur tumpuan harapan masa depan bangsa.

Tidak ada komentar: